Ditinggal Kawin

Boleh dibilang, orang yang paling dekat dengan gw karna seringnya berhubungan dalam urusan rumah tangga adalah mbak Siti, pengasuh sekaligus asisten rumah tangga kami. Riffa sayang banget sama mbak Siti, sampe kadang2 gw jealous loh. Gw juga sayang sama mbak Siti, soalnya mbak Siti tuh orangnya tanggap banget, kadang2 udah tau aja apa maunya gw, tanpa gw harus bilang, ngerjain kerjaan rumah juga rajin dan gesit, sering juga dia jadi pendengar yang baik, dan yang paling penting dari semuanya dia tulus menyayangi Riffa, bisa keliatan ketulusannya dari kesabarannya ngurusin Riffa, malah kadang dia yang lebih sabar loh daripada gw.

Home-Exchange-Clean

Kemaren sepulang kerja gw dapat kabar buruk dari Mbak Siti, bahwa dia nggak bisa kerja sama gw lagi karna banyak alasan, beberapa diantaranya karna anaknya yang diurus ibunya sering sakit karena kangen dan dia juga udah menemukan calon suami pengganti si brengsek bapak anaknya yang nyelingkuhin dia dulu. Kabar ini begitu mendadak, dia bilang dia ingin pulang ke kampung 2 hari lagi, karna lamaran akan segera diselenggarakan. Gw marahhhhhhhhhhh banget sama mbak Siti. Gw telepon ibuk, mas Herry, ning lia dan semua orang yang biasa jadi tempat curhat gw. Isi curhatan gw ke mereka semua sama, bahwa gw sangat sebal kepada orang nyebelin yang nggak tau etika itu, minta berenti semena2, seolah2 nyari penggantinya segampang beli kacang. Dari dasar hati yang paling dalam, sebenernya gw tau alasan utama dari kegalauan gw ini bukanlah kemarahan karna mbak Siti mau meninggalkan gw dengan mendadak atau dg cara apapun dan untuk alasan apapun, tapi kesedihan karena dia, orang yang selalu jadi andelan gw mau meninggalkan gw. Rasanya kayak dicampakkan, kayak putus cinta, kayak kehilangan sahabat.

Terakhir kali gw merasa segalau ini adalah ketika gw kehilangan Mama, lebih parah sih galaunya karna Mama nggak akan pernah kembali, dan peran mama adalah segalanya. Mungkin karena kondisinya sama, keduanya sama-sama pergi waktu gw terlena merasa punya orang yang diandalkan, terutama untuk njagain Riffa, dan bantu semua2 tetek bengek rumah tangga. Kalo gw pikir2 sebenernya dari kegalauan yang berulang ini  gw mendapatkan pelajaran yang berharga. Pelajaran bahwa didunia ini orang yang paling bisa kita andalkan adalah diri kita sendiri, dan orang2 yang bersama kita, hanyalah pendamping yang sifatnya sementara, bisa pergi kapan aja. Gw inget mama sering banget bilang, manusia yang dikasih “ujian” itu adalah manusia yang mau “naik kelas”, mungkin kehilangan2 ini adalah soal ujian gw untuk jadi ibu yang mandiri, ibu yang lebih hebat.

*gambar diambil dari sini

4 thoughts on “Ditinggal Kawin

  1. Pingback: Nyontek postingan orang | sunshine in my window

Leave a comment